MEBEL
DARI BAMBU
Tulungagung, kstv.co.id – Berkat kreatifitas,
melimpahnya pohon bambu yang tak terpakai di sekitar rumah, seorang warga
di Tulungagung berhasil membuat beraneka produk mebel bernilai ekonomi tinggi
yang bahannya semua terbuat dari bambu. Hasil karyanya yang eksotis ini
diminati konsumen domestik maupun mancanegara. Namun minimnya perhatian
pemerintah, membuat pengrajin kesulitan mendapatkan peluang eksport.
Bambu-bambu ini sepintas
memang tidak ada nilai ekonomisnya, tertumpuk bak sampah yang usang. Namun di
tangan Ahmad Dhofir, pengrajin mebel dari Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru,
Kabupaten Tulungagung, bambu ini mampu diolah menjadi aneka mebel yang eksotis,
untuk dijadikan produk mebel. Dengan dibantu tujuh karyawannya, bambu-bambu
yang telah kering dikupas bagian kulit luar, lalu setelah terkupas bambu
direndam dalam air khusus selama beberapa hari, agar tidak mudah dimakan rayap
maupun serangga sejenis.
Setelah direndam, bambu yang siap dipakai langsung dipotong sesuai
ukuran untuk aneka jenis mebel.
Untuk membuat satu set
mebel meja dan kursi, potongan bambu kecil-kecil dilubangi untuk dirangkai
menjadi sebuah kursi. Agar lebih kuat, setiap sudut kerangka kursi direkatkan
menggunakan tali rotan. Uniknya, meski tidak menggunakan paku, namun mebel
bambu ini sangat kuat. Bahkan dibanding mebel kayu sejenisnya, pengrajin
menjamin produknya bisa awet hingga 15 tahun.
Ahmad Dofir, pengrajin bambu mengatakan, usaha yang dirintis sejak
tahun 1989 ini awalnya terinspirasi oleh banyaknya pohon bambu di sekitar rumah
yang tak termanfaatkan. Dengan bekal nekat, bapak dua putra ini
mengkreasikan bambu untuk dijadikan mebel. Hasilnya beragam jenis mebel
pun kini berhasil dibuat dengan standart kualitas eksport. Sayang meski
diminati konsumen mancanegara seperti Australia, Eropa dan Kanada, ia tidak
berhasil meneruskan ekspornya, karena terkendala pengetahuan dan hantaman
krisis global.
Setiap bulan dibantu tujuh karyawannya, Ahmad Dofir mampu
menghasilkan 15 hingga 20 set mebel meja kursi. Tak hanya meja kursi, produk
mebel bambunya meliputi tempat tidur, buffet dan lemari rias, hiasan tempat
bunga, semuanya dijual antara 1 juta hingga 3 juta per set tergantung
ukuran dan jenisnya. Bahkan ia juga menerima pesanan pembuatan rumah dari
bambu untuk gasebo maupun rumah makan dengan tarif 750 ribu hingga satu
juta rupiah per meter persegi. Sayang meski produk mebel bambu cukup
prospektif, namun minimnya perhatian pemerintah, pengrajin kesulitan dalam
pemasaran. Apalagi memanfaatkan momentum pameran dengan biaya tinggi diakuinya
kurang efektif. (a6/hyd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar