Kamis, 25 September 2014

perundingan roem-royen




PERUNDINGAN ROEM-ROYEN
           
Setelah adanya revolusi dewan keamanan PBB pada tanggal 23 maret 1949      UNCI kemudian menemui para pemipin RI.delegasi Indonesia diketuai oleh Mr.Moh.roem sedangkan belanda Dr.J.H.van royen.perundingan dimulai tanggal 17 april 1949di Jakarta yang dipimpin oleh marle Cochran .pada tanggal 7 mei 1949 dicapailah persetujuan roem-royen statement.
Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan Pemerintah Republik Indonesia untuk:
          - mengeluarkan perintah kepada “pengikut Republik yang bersenjata” untuk menghentikan perang gerilya
          -turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, dengan maksud untuk mempercepat “penyerahan” kedaulatan yang sungguh dan lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat
Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan Pemerintah Republik Indonesia untuk:
          -menyetujui kembalinya Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta
          -menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat
          -berusaha dengan sungguh-sungguh supaya KMB segera diadakan sesudah pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta
          -tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum 19 Desember 1948, dan tidak akan meluaskan Negara atau daerah dengan merugikan Republik
Perundingan Renville menghasilkan kesepakatan sebagai berikut:
                -seluruh tentara belanda harus segera ditarik dari Yogyakarta
            -setelah kota Yogyakarta dikosongkan belnda,pada tanggal 29 juni,selanjutnyaTNI mulai menghentikannya memasuki kota.keluarnya tentara belanda dan masuknya TNI tersebut diawasi oleh UNCI.panglima besar jenderal sudirman beserta pejuang lainnya tiba di Yogyakarta pada tanggal 10 juli 1949

Tidak ada komentar:

Posting Komentar