Senin, 23 Februari 2015

Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat

Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat

Kerajaan Tarumanagara merupakan kerajaan tertua kedua di Indonesia setelah kerajaan Kutei. Kerajaan Tarumanagara terletak di daerah Bogor, Jawa Barat dan diperkirakan berkembang antara tahun 450— 600 M.
Bukti sejarah yang menunjukkan adanya kerajaan Tarumanagara adalah dengan ditemukannya tujuh buah prasasti di tempat yang berbeda.
Berdasarkan bukti-bukti tetulis (prasasti), kerajaan ini mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu, India, seperti sistem kepercayaan, bahasa Sanskerta, dan huruf Pallawa yang digunakan dalam prasasti. Tidak diketahui dengan pasti apakah kerajaan ini mengembangkan kebudayaan India dalam bentuk yang sesuai dengan budaya setempat atau tidak.
Berdasarkan prasasti tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah saat itu adalah Purnawarman. Pada Prasasti Ciaruteun kedua telapak kaki raja ini diukir bersama dengan tulisan yang berhuruf Pallawa dan berita yang berbahasa Sanskerta.

Sistem Kepercayaan
Berdasarkan prasasti Ciaruteun, diketahui bahwa Raja Purnawarman memeluk Hindu dan menyembah Dewa Wisnu.
Berdasarkan prasasti Tugu, diperoleh keterangan tentang wilayah kerajaan Tarumanagara meliputi hampir seluruh Jawa Barat, yang meliputi Banten, Jakarta, Bogor, dan Cirebon.

Mata Pencaharian
Berdasarkan berita dari Cina yang berupa catatan perjalanan seorang penjelajah Cina bernama Fa-hien pada awal abad ke-5 M, diketahui bahwa mata pencaharian penduduk kerajaan ini adalah pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan perdagangan cula badak, kulit penyu, dan perak. Dalam Prasasti Tugu ini pula diketahui bahwa raja Purnawarman sangat memperhatikan aspek pertanian dan perdagangan.
Adapun menurut prasasti Kebon Kopi diperoleh keterangan tentang telapak kaki gajah milik raja Purnawarman yang dianggap sebagai telapak kaki Airawata.

Bidang Sosial Kemasyarakatan
Berdasarkan tujuh buah prasasti tersebut, masyarakat Tarumanegara berpusat pada kegiatan pertanian di desa-desa yang waktu itu maih berupa hutan-hutan yang sangat lebat. Usaha untuk membuka hutan dan dijadikan areal permukiman dilakukan dengan cara gotong royong. Untuk membuka hutan tersebut dilakukan upacara sesuai dengan adat istiadat setempat yang dilakukan sejak zaman prasejarah.
Berdasarkan berita dari Cina, penduduk Tarumanegara telah mampu membuat tuak yang diperkirakan diminum pada acara-acara tertentu. Makanan utama mereka adalah beras, buah-buahan, dan daging. Diberikannya 1000 ekor lembu kepada golongan brahmana oleh Raja Purnawarman menunjukkan bahwa aspek peternakan merupakan salah satu mata pencarian penduduk.

Bidang Kebudayaan
Berdasarkan prasasti-prasasti dan berita dari Cina, diperkirakan bahwa pengaruh Hindu masih belum kuat pada golongan rakyat jelata. Golongan bangsawan elit lingkungan keraton raja Purnawarman sangat kuat memegang kebudayaan Hindu India. Mereka merupakan golongan terdidik yang menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.
Raja Purnawarman sendiri adalah pemeluk Hindu yang taat dan sangat dekat hubungannya dengan golongan brahmana.

Diberikannya 1000 ekor lembu kepada golongan ini, seperti tertulis dalam prasasti Tugu, menunjukkan bukti eratnya hubungan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa dalam aspek kebudayaan masyarakat Tarumanegara terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan atas yang berbudaya Hindu dan golongan rakyat jelata yang berbudaya setempat.

I never talk to brokers or analysts. Wall Street is the only place that people who ride to work in a Rolls Royce get advice from those who take the subway.
Warren Buffett

Tidak ada komentar:

Posting Komentar