Senin, 23 Februari 2015

Macam-macam otot dan Mekanisme gerak pada vertebrata

Macam-macam otot dan Mekanisme gerak pada vertebrata

Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Kerja otot ada yang bersifat antagonis dan ada yang sinergis. Berdasarkan gerakan yang dihasilkan waktu berkontraksi macam otot dibedakan menjadi:
1. Otot adduktor           
2. Otot fleksor   
3. Otot ekstensor
4. Otot depresor   
5. Otot elevator
6. Otot supinator
7. Otot pronator

Menurut perlekatannya otot dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Ongo, yaitu ujung otot yang melekat pada tulang-tulang dan ketika timbul gerak pada posisi tetap atau sedikit gerak
2. lnsersi, yaitu ujung otot yang melekat pada tulang yang mengalami gerak

Mekanisme gerak pada vertebrata
Kontraksi otot yang disebut model sliding filamen, model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktif yang berupa filamen aktin dan filamen miosin.
Gerak pada vertebrata didukung oleh tulang dan otot. Gerak otot skeleton dikendalikan oleh saraf sadar, sehingga gerakannya pun merupakan gerakan sadar, sedangkan gerak otot polos dan otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar. Kontraksi otot skelet merupakan mekanisme gesekan (luncuran) filamen otot yang susunan kimianya terdiri atas molekul protein jenis aktin dan miosin. Struktur aktin yang tipis dan miosin merupakan struktur yang agak tebal dihubungkan oleh struktur berung, seperti jembatan.
Adanya kontraksi otot akan menimbulkan gerakan. Asetilkolin yang peka terhadap rangsangan, jika terkena rangsangan pada otot akan segera bereaksi. Asetilkolin yang lepas membebaskan ion Ca2+ yang ada di antara sel otot. Kalsium masuk ke dalam otot mengangkut tropinion dan tropomisin ke aktin yang mengakibatkan posisi aktin berubah, sehingga mempengaruhi filamen penghubung. Tertariknya aktin akan membentuk aktomiosin, maka berung (sel) memendek dan menyebabkan lepasnya perlekatan aktin dan miosin, sehingga terjadi relaksasi otot.
Energi untuk kontraksi otot diperoleh dari proses perubahan ATP menjadi ADP dan ADP menjadi AMP atau penguraian kreatin fosfat.
Energi yang terbebas untuk mengikatkan senyawa fosfat dengan aktomiosin fosfat. Aktomiosin fosfat inilah yang mampu berkontraksi. Penguraian ATP dan kreatin fosfat pada saat otot berkontraksi bersifat anaerob. Jika ATP dan kreatin fosfat habis terurai segera dibentuk lagi, sebagai bahannya adalah ADP, kreatin dan fosfat. Energi yang digunakan berasal dari oksidasi zat makanan dalam otot, sehingga terjadi glikolisis.
Gangguan pada sistem gerak
Gangguan pada rangka dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya akibat infeksi, susunan tulang, defisiensi dan kebiasaan yang buruk.

Although modified many times over the ensuring decades, the essential concept of value investing remains unchanged: The shares of any sound company – even a boring, slow-growing business – are a fine investment if bought at a cheap enough price.
Charles Brandes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar