Senin, 23 Februari 2015

Teknologi yang diterapkan untuk mengatasi gangguan dan kelainan pada tulang

Teknologi yang diterapkan untuk mengatasi gangguan dan kelainan pada tulang

Teknologi yang diterapkan untuk mengatasi gangguan dan kelainan pada tulang, misalnya:
1.    Penyembuhan patah tulang
Pembidaian, benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang yang patah.
Pemasangan gips, bahan kapur yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah
Pembedahan internal, pembedahan untuk menempatkan batang logam atau piringan pada tulang yang patah.
2. Penyembuhan kanker tulang, yakni pembedahan dan kemoterapi
3. Transplantasi sumsum tulang
4. Penggantian sendi

Teknologi terapan sering disalahgunakan oleh manusia. Salah satunya dengan penggunaan doping. Doping adalah zat kimia buatan yang digunakan untuk meningkatkan kerja tubuh. Pada awalnya zat kimia yang sekarang digunakan sebagai doping ditemukan para ilmuwan untuk mengobati orang yang sakit misalnya eritroprotein digunakan untuk mengobati orang yang produksi sel darah merahnya terganggu. Magadon merupakan obat penenang yang digunakan untuk mengobati orang stres, dengan berjalannya waktu zat kimia tersebut disalahgunakan menjadi obat perangsang kinerja para atlet. Karena mereka ingin mencapai prestasi terbaik tanpa memperdulikan efeknya. Seperti sakit jantung atau stroke, ketagihan narkotika, jiwa terganggu, merusak ginjal dan alat pencernaan.

[Like Avon crashing from 105 to 4 dollars from Euphoria to Pessimism] This type of story like this as far as stock markets go continues to repeat itself. Over and over again. And when anybody tells you it’s different this time, you cannot believe them as a true Graham and Dodder, you know there is nothing different about what happens in the public stock markets. Just the names change, the margin of circumstances change, but it doesn’t change that rapidly from a standpoint of what good investing is compared with what speculation is. I’ve seen this continue to repeat itself over and over again in my career.
Charles Brandes

Akulturasi dalam Bidang Bahasa

Pengaruh bahasa Sansekerta dan penggunaan huruf Pallawa cukup besar dalam membentuk kepandaian bangsa Indonesia dalam hal melek huruf (literate). Dengan bahasa dan huruf dari India tersebut, bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah, suatu zaman ketika bangsa pendukungnya telah menggunakan tulisan dan meninggalkan bukti-bukti tertulis sebagai hasil peradabannya. Dengan adanya kepandaian menulis, bangsa Indonesia mampu menceritakan pengalaman zamannya sehingga diketahui oleh generasi berikutnya.
Berkat pengaruh kebudayaan dari India peradaban Indonesia lama telah meninggalkan bukti-bukti tertulis berupa prasasti atau batu bertulis, seperti, Prasasti Kutei atau Prasasti Mulawarman (abad ke-4) di Kalimantan Timur, Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Purnawarman (abad ke-5) di Jawa Barat, Prasasti Canggal atau Prasasti Sanjaya di Jawa Tengah (abad ke-8), dan Prasasti¬prasasti lainnya yang tersebar di Jawa dan Sumatra.
Walaupun bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa berpengaruh terhadap perkembangan bahasa, tulisan dan seni sastra di Indonesia, bahasa tersebut tidak pernah menjadi bahasa utama yang digunakan oleh kerajaan lama di Indonesia. Tidak ditemukan bukti-bukti tertulis yang mendukung penggunaan bahasa Sanskerta sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan antarsuku bangsa Indonesia. Bahasa tersebut kemungkinan banyak dipergunakan dalam lingkungan keraton atau istana dalam pergaulan internasional, terutama dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara dan Selatan (India).
Tampaknya, sebagian besar suku bangsa Indonesia tetap mengunakan bahasa lokal dalam pergaulan sehari-hari di antara mereka. Namun, harus diakui bahwa pengaruh bahasa Sanskerta terhadap perbendaharaan kata bahasa daerah dan Bahasa Malayu (kelak menjadi Bahasa Indonesia) cukup besar. Bahasa tersebut mendapat kedudukan terhormat dalam perkembangan bahasa-bahasa di Indonesia.
Kita sering tidak menyadari bahwa banyak kata yang kita gunakan sehari-hari berasal dari bahasa Sanskerta, seperti pancasila, eka, dasadarma, agama, gralm, zvanita, suka duka, ditulis oleh para pujangga. Meskipun kata kakawin berasal dari bahasa Sanskerta, isinya tidak selalu mencerminkan kebudayaan Hindu India tetapi juga budaya setempat di Jawa. Beberapa karya kakawin yang ditulis pujangga Indonesia antara lain:
1. Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa yang ditulis pada masa pemerintahan Raja Airlangga abad ke-11 M.
2. Rharatayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, ditulis pada masa pemerintahan Raja Jayabaya abad ke-12 M, merupakan gubahan dari Mahabharata.
3. Negarakertagama karya Mpu Prapanca yang ditulis pada abad ke-14 M pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit.
Ketiga contoh kakawin tersebut merupakan saduran atau pengembangan dari hasil karya sastra India. Ketiga kakawin tersebut menggunakan bahasa Jawa Kuno yang oleh pujangganya dianggap mampu mengekspresikan kebudayaan Jawa yang sebenarnya.

On balance, value investing is easier than other forms of investing. It is not necessary to spend eight hours a day glued to a screen trading frenetically in and out of stocks.
Christopher Browne

Tidak ada komentar:

Posting Komentar